Penguatan Identitas Gender dalam Upaya Pencegahan LGBT

Hari ke-10

Minggu, 14 Januari 2018. Diskusi di Bunsay Batch 1 memasuki babak akhir dan semakin memanas, Materi yang disajikan semakin beragam dan membuat kami berpikir keras untuk mencernanya. Materi yang dijadikan dapat diintip disini dan video disini.

Media Edukasi
1. Video Aurat Anak Sholeh
2. Video Aurat Anak Sholehah
3. Video edukasi

Diskusi

1. Seperti kita ketahui sekarang ini kaum LGBT sudah terang2an memperlihatkan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat bahkan mereka bangga dengan perbuatannya itu, kita tahu juga efek buruk keberadaan mereka pada generasi berikutnya sementara dari pemerintah tidak ada tindakan hukum.
Bagaimana cara kita bersikap jika di lingkungan kita ada komunitas LGBT? (Siti Sadiah Kelompok 1)
📝 Jawaban:
Menyikapi LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) tentu bukanlah perkara yang sederhana. Bahkan seorang manusia dengan iman dan amal luar biasa sekelas Nabi Luth yang Allah perintahkan untuk berdakwah di kalangan kaum Sodom pun merasakan dadanya amat sempit menghadapi kelakuan tak terpuji kaumnya tersebut.

Lalu, bagaimana sebaiknya menyikapi LGBT? Apakah sumpah serapah dan caci maki merupakan jawabannya? Tentu tidak! Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menyikapi LGBT:

1. Berhenti mencaci maki dan sumpah serapah terhadap LGBT!

Semakin kita melakukan caci maki dan sumpah serapah terhadap LGBT, semakinlah pelaku LGBT terposisikan menjadi korban. Dengan demikian, akan semakin banyak yang bersimpati pada mereka dan merasa perlu menyuarakan hak-hak mereka untuk mendapatkan persamaan dalam masyarakat.

Hentikan mencaci maki karena Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk mencaci maki siapapun! Bahkan dakwah yang Nabi Luth lakukan pada kaum Sodom pun bukan dengan cara mencaci maki atau sumpah serapah.

2. Ganti menyebar sumpah serapah dengan menyebarkan fakta-fakta mengenai bahaya LGBT!

Misalnya, menyebarkan info mengenai bahaya kesehatan orang yang melakukan gay dan lesbian. Info mengenai rusaknya psikologis dan tata hidup seseorang yang melakukan perbuatan gay dan lesbian, atau info cara mencegah perilaku gay dan lesbian untuk generasi muda.

3. Jika ada keluarga sendiri yang terkena LGBT, cari tahulah apa alasannya melakukan LGBT, jangan malah dikucilkan!

Mencari tahu penyebab merupakan bagian dari pengobatan. Penyebab seseorang menjadi LGBT itu ada banyak, jadi perlu benar-benar bersimpati untuk mencari tahu penyebab utamanya. Jika kita mengucilkannya sebagai pelaku LGBT, maka itu sama saja semakin mendorongnya untuk berteman dengan komunitas LGBT! Karena hanya sesama LGBT-lah yang bisa menerima kondisinya apa adanya, maka dengan demikian, hilanglah kesempatan kita berdakwah padanya.

4. Jadikan merebaknya isu LGBT sebagai pemicu diri sendiri untuk semakin semangat berdakwah di masyarakat, karena karakter dakwah memang tak pernah mudah

Manfaatkan isu LGBT yang makin meluas ini untuk mencari tahu apa itu LGBT, apa saja yang mereka lakukan, ciri-ciri, dan cara pengobatannya serta pencegahan, agar kita bisa menjadikannya sebagai ladang amal untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

Ingat bahwa tugas kita bukanlah menghakimi, tugas kita hanyalah sebagai pemberi peringatan. Maka jangan sekali-kali beraksi seolah kita berhak menghakimi sekalipun seorang pelaku LGBT. Mereka adalah makhluk Allah yang berhak untuk mendapatkan siraman dakwah dan peringatan.

5. Bukalah diri untuk menjadi penyembuh, bukan penyebar kebencian!

Bisa jadi ada banyak pelaku LGBT yang ingin bertaubat, tapi karena sikap masyarakat dan para dai banyak yang membenci mereka dan tidak mau bersentuhan dengan mereka, sehingga jangankan bertaubat bahkan merasa menyesal pun tidak, mereka akan merasa lebih suci daripada seorang pendakwah yang bersikap buruk dan suka menyebar kebencian.

Demikianlah beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menyikapi LGBT, semoga Allah senantiasa membantu kita untuk menyebarkan cahaya Islam di tengah masyarakat yang semakin rusak ini.

2. Tadi ada pembahasan biseksual...
Ada laki2 yg mempunyai istri agar dia di anggap normal, tapi ternyata suami ini juga seorang gay. Jika ada kasus istri ingin cerai dari suaminya karena suaminya gay dan memiliki anak, apa yg sebaiknya di lakukan ibu ini dalam mndidik anak2nya dan bagaimana jika anak2nya tahu ayah mereka seorang gay dan keluarga ini pasti terluka dengan penyimpangan seksual yg di lakukan ayahnya? (Siti Sadiah Kelompok 1)
📝 Jawaban :

  1. Kalau istri mengetahui suami seorang biseksual, mungkin istri sebagai orang yang terdekat bisa berusaha mempertahankan pernikahan dulu dan berusaha mengobati sang suami, bisa dengan minta pertolongan dan pendampingan pada psikolog dan ustadz. Tentu saja tidak lupa sang istri selalu berdoa memohon pertolongan pada Allah untuk kesembuhan suami. Bagaimanapun akan ada efek yang tidak baik baik psikologis anak yang kehilangan sosok seorang ayah. Mengingat merek sudah memiliki anak, menunjukkan kalau suami tersebut mampu melakukan hubungan suami istri.
  2. Jika sang istri ingin bercerai sebaiknya istri menutup aib suami dan tidak mengatakan bahwa ayah mereka gay di hadapan anak-anaknya setidaknya sampai anak-anak mereka menikah. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tetap bisa bersikap hormat dan menghargai ayahnya. Setelah anak-anak menikah,silakan saja membuka forum dan mengemukakan sebab-sebab terjadinya perceraian antara orangtuanya.
  3. Jika ternyata akhirnya anaknya mengetahui, Ibu dapat menjadikan bahan pembelajaran bagi anak, selain bahwa orang tua tentunya bisa berbuat salah, namun hal ini justru  dapat dijadikan ladang amal anak anaknya untuk dapat mengembalikan sang ayah kepada fitrahnya. 

2. Bagaimana cara kita menjelaskan ttg LGBT jika ada kasus anak pr nembak anak pr di SD keponkan saya?( virni kelompok 7)
📝 Jawaban :
Peran Guru wali kelas, Guru BP, orang tua, dan orang dewasa di lingkungan sekitar sangat dibutuhkan:

  1. 1. Sebagai orang yang paham dan mengerti kita harus terus giat menjelaskan bahwa ketertarikan itu sejatinya antara lawan jenis, bukan dengan sesama jenis, jelaskan tentang larangannya, akibatnya,  dengan bahasa yg dapat diterima usia anak tersebut. Juga harus diberikan penjelasan bahwa interaksi dengan lawan jenis pun ada adab dan batasannya.
  2. Berusaha memisahkan antara kedua anak yang menembak dan ditembak tersebut, misal pindah kelas.
  3. Melaporkan kepada kedua orang tuanya agar dapat mewaspadai gejala LGBT pada anak mereka sehingga di lingkungan luar sekolah juga terdapat pengawasan
  4. Sekolah tidak berhenti mensosialisasikan bahaya LGBT jika terjadi di lingkungan sekolah mereka, salah satunya dengan adanya poster2, penyuluhan berkala, undangan seminar dr LSM atau Depkes bagi anak dan ortu murid.
  5. Sebagai teman:bantu menyampaikan kepada temannya bahwa hal tersebut salah dengan dibekali terlebih dahulu pemahaman tersebut dari kita, sehingga anak memiliki pertahanan yang kuat saat temannya melawan.
  6. Jika diperlukan, perlu minta pertolongan ahli (psikolog) untuk mengobservasi anak yg "menembak" agar jika terjadi penyimpangan bisa segera teratasi.

3. Pada materi disebutkan bahwa sebab pembelokan orientasi seksualitas itu karena over protective, maksud _over  protective_nya dalam hal apa? Apa krna tidak membolehkan anak laki2 bermain dg anak perempuan? (Lina Kelompok 3)
📝 Jawaban :
over protective disini maksudnya adalah perlindungan yg berlebihan. Mis : anak laki-laki terlalu dimanja atau dilindungi sehingga membunuh karakter kelelakiannya. Waspadalah terhadap pemicu ini,karena biasanya terjadi pada anak bungsu,tunggal,satu-satunya jenis kelamin dalam keluarga atau anak yg di"istimewa kan" dlm sebuah keluarga dengan banyak alasan (mis : paling ganteng atau paling cerdas).

4. Ada curhatan beberapa ibu dari anak2nya yg masih SD katanya anaknya minta izin pacaran, si ibu2 tersebut bingung jika diizinkan salah, tdk diizinkan takutnya berani dibelakang ibunya. Bagaimana menyikapi hal tersebut? (Lina Kelompok 3)
 📝 Jawaban :
  1. Langkah pertama dekati seperti layaknya sahabat..dan bersahabat juga dengan teman-teman sang anak dan orang tuanya, hal ini bertujuan untuk memahami cara berpikir anak, pengaruh lingkungan,sehingga tau langkah apa yang harus diambil dan apa yang harus diwaspadai dengan menggandeng para orang tua agar memiliki visi yg sama.
  2. Masukkan ke dalam lingkungan yang mendukung pergaulan yang sehat, menanamkan bahwa pacaran itu haram menurut agama namun lingkungan sekitar juga mempraktekkannya.
  3. Tak ada salahnya orang tua mengatakan bahwa pacaran itu bukan hal yang baik, arahkan ke kegiatan positif, buat si anak sibuk sehingga waktunya tidak banyak untuk melamun hal-hal yang menjurus ke arah pacaran
  4. Orang tua harus selalu memantau lingkungan anak baik sepengetahuan anak (biasanya memancing anak bercerita saat diperjalanan mengantar jemput sekolah,saat makan  bersama, atau saat family time) gali ketertarikannya apa, memantau tanpa sepengetahuannya adalah dengan selalu berkomunikasi dengan guru di sekolahnya, dan sesekali melihat dari jauh sang anak.
  5. Membatasi anak melihat tontonan yang sekarang banyak tidak sesuai usia. Kalaupun harus menonton televisi, mohon untuk mendampingi dan memiihkan acara yang sesuai usia dan baik untuk perkembangan anak.
  6. Libatkan selalu Allah dalam setiap langkah kita mendidik anak, bawa selalu dalam doa agar anak-anak kita tidak terjerumus ke dalam gaya hidup yang bebas.
5. Terima kasih jawabannya lengkap, Anak2 sekarang yg sudah punya hp sendiri biasanya tidak mau klo orang tuanya ingin lihat2 isi hp nya (maksudnya untuk memantau dg siapa dia berteman, apa saja yg ia lakukan dg hp nya) Bagaimana jika sprti itu? (Lina Kelompok 3)
Jawab :
Mbak Lina...terima kasih tanggapan dari jawaban tim 10...berikut kami coba jawab terkait pertanyaan MbaLina di atas yaa. Sebenernya hal yang pertama memang usahakan kita sebagai oang tua bersikap fleksibel kapan menjadi tegas dan kapan bisa diajak bicara layaknya teman.
  1. Menjadi sahabat sang anak  dan terbuka dengan teman2nya sang anak akan membantu  membuat anak lebih terbuka...
  2. Kemudian juga seperti halnya pada jawaban di poin 4 sebelumnya
Kita tetap harus memantau lingkungan anak kita sepengetahuan si anak ataupun tidak. Seperi misalnya di bawah ini:
  1. Setting restricted mode di aplikasi youtube jika ada atau parenting control di gadgetnya.
  2. Cek berkala saat anak tidur histroy chat, call, browser, dan aktivitas di socmed
  3. Ingatkan selalu bahaya socmed yg bermula dr hp dengan menunjukkan video2 viral yg tujuannya preventif.
  4. Berikan aturan ketat terkait gadget time.
#vhiroespoenyacerita
#harike-10
#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitas

Posting Komentar

0 Komentar