It's All About The Money

Uang. Benda yang dapat merubah banyak hal, mulai dari sifat manusia, gaya hidup hingga pola pikir. Bagi saya mengelola keuangan itu susah susah gampang, susahnya 2x lipat dari gampanganya karena saya bekerja di ranah pendidikan namun bukan karyawan tetap, gaji setiap bulan berbeda-beda sesuai jumlah jam mengajar privat saya. Jika sedang musim ulangan saya bisa panen namun ketika sedang liburan sekolah saya bisa hanya merenung dirumah karena tidak ada yang ingin belajar selama liburam. Hal itu yang membuat saya awal-awal menekuni bidang ini terkaget-kaget karena uang yang saya dapat habis begitu saja, lenyap tanpa bekas.

Setelah lebih dari 1 tahun saya pusing dengan urusan uang akhirnya saya memutuskan untuk mencatat semua alur keuangan di buku, namun saya lupa mencatat sehingga sering miss antara uang dengan catatan. 1 tahun berlalu. Uang dicatat tapi kok tetap jebol ya. Ternyata saya tidak mengetahui seluruh jumlah uang saya, saya mikirnya masih banyak saja uang saya. Seorang teman menyarankan menggunakan model amplop, itu juga belum menampakkan hasil. Solusi terakhir saya menggabungkan antara apps dan sistem mencatat, dengan bantuan apps saya mengetahui persentase, jumlah uang dan saldo dalam 1 hari.

Aplikasi yang saya gunakan dalam mencatat keuangan
Bulan lalu alokasi terbesar saya adalah untuk keperluan mama saya, mulai dari perintilan-perintilan hingga biaya berobat rutin, dan itu sudah merupakan pengeluaran wajib bagi saya. Menghabiskan sekitar 26% dari seluruh gaji saya, pengeluaran terbesar ke2 adalah investasi pendidikan, karena Maret kemarin ada Gramedia cuci gudang dan BBW serta saya lupa membayar kelas Bahasa Arab selama 3 bulan, saya khilaf sehingga menghabiskan 20% dari total pendapatan saya. untuk makan dan minum ada diurutan ke 3. Untuk tabungan saya memiliki 3 tabungan, yang pertama dalam bentuk arisan dan saya selalu request untuk mendapat kocokan terakhir, tabungan dari suami diluar uang belanja bulanan, biasanya saya gunakan saat saya atau orang tua membutuhkan biaya tak terduga dan tabungan Qurban agar ketika Idul Adha saya tidak berat untuk berqurban.

Tagihan air dan telpon serta kuota berada di urutan ke 6 sebelum belanja karena konsumsi air serta telpon kami tidak banyak. Tagihan listrik menjadi tugas suami karena permintan beliau.

Kelemahan saya sampai saat ini belum bisa membuat budget bulanan karena kebutuhan setiap bulan berbeda-beda, namun saya selalu mengusahakan minimal ada saldo 10% setiap akhir bulan. Survival budget dan untuk jangka panjang saya gabung dan sudah saya lakukan dari beberapa waktu lalu dan saat ini dipinjam oleh adik untuk keperluan rumahnya. Untuk  bulan April ini saya memulai dari awal lagi budget tersebut sambil menunggu adik saya mencicil biaya tersebut setiap bulannya.

Untuk keinginan jangka panjang hanya 1 hal yang terlintas di benak saya yaitu menuntaskan workshop My Fun Math, mengikuti PSPA Abah Ihsan serta PPA (Pola Pertolongan Alloh). Untuk PSPA dan PPA saya harus menyiapkan budget untuk 2 orang karena saya ingin suami juga terlibat, untuk My Fun Math dari 6 workshop baru 2 yang saya ikuti dengan biaya yang lumayan untuk 2 hari workshop.

Sampai saat ini saya masih terus belajar mengelola keuangan yang baik agar tidak besar pasak daripada tiang. Karena jika tidak saya kelola dengan baik saya akan kembali ke masa-masa saya meminja uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan itu membuat saya malu padahal saya bukan orang yang tidak mampu hanya saja saya saat itu belum mampu untuk mengelola uang dengan baik.

#Task6GM #gemarimadya #angkatan1 #kelas1 #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #menatajiwa #berbenahalaIndonesia #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu

Posting Komentar

0 Komentar