Pendidikan Fitrah Seksualitas

Hari ke-2

Sabtu, 6 Januari 2016 memasuki hari ke 2 T10 dilevel 11 yang makin ciamik. Yang menjadi guru kali ini adalah mba Arfi, Mba Ayu Kartika, Mba Azmiyanda, mba Dian Tri dan mba Haroh. Materi yang diberikan berupa Pendidikan Fitrah Seksualitas. Materi lengkapnya bisa dikepoin di sini.

Media Edukasi
1. Poster
Poster ini dibuat secara manual dan melibatkan seluruh anggota keluarga agar saat membuat terjadi bonding dan internalisasi nilai makin kuat.

2. Games
  • Mencari Harta Karun
  • Menyusun Puzzle


3. Cerita
Cerita yang kami hadirkan bertujuan mengenalkan konsep berpasangan yang merupakan fitrah yang telah Allah ciptakan pada makhluknya.
4.Video Kampanye Online.
Terinspirasi dari IIP Kalimantan yang gerakan kampanye kardusnya demi melindungi anak dari kekerasan seksual, kami berniat melakukan kampanye online dalam rangka mengedukasi dan menjadi wadah berbagi ide dalam mengedukasi pendidikan fitrah seksualitas di lingkungan sekitar.

Maka kami mengajak teman2 di sini untuk juga berpartisipasi dalam kampanye online ini dengan meramaikan tagar #edukasifitrahseksualitas.

Adapun link video yang merangkum seluruh media yang kami buat dapat teman-teman cek di sini

Diskusi
1. Bagaimana sikap kita jika ada anggota keluarga yang fitrah seksualnya menyimpang.
Misal laki2 yan g memilih jadi wanita, sebaliknya wanita yg memilih jadi laki-laki atau ibu yang tidak ingin memiliki anak karena takut melahirkan?
Jawab : Jika anggota keluarga kita mengalami penyimpangan fitrah seksualitas tentu sedih rasanya ya mb. Namun, sebagai keluarga tentu kita peduli dengan kondisi keluarga kita yang demikian. Terutama jika masih berada di lingkaran terdekat yang sering berinteraksi dengan kita dan anak-anak. Maka, hal ini dapat menjadi PR bersama keluarga untuk mencari solusi yang tepat.
Pertama-tama tentunya sebagai keluarga bukan justru menjauhi namun berusaha mendampingi. Memberi nasihat lewat mendampingi proses penggalian informasi penyebab dia memilih orientasi seksual yang tidak sesuai.
Kedua berusaha menggali informasi mengenai trauma yang dialami dan mendampingi nya bertemu dengan ahli untuk melakukan serangkaian terapi psikologis dalam rangka proses penyembuhannya sampai dengan tuntas agar tidak kembali mengalami trauma.
Selain itu juga mengajaknya untuk memperbaiki hubungan pada Allah serta melakukan taubat dan berusaha menghindarkannya dari pergaulan dan teman-teman yang mendekati penyimpangan orientasi seks seperti kaum LGBT.

2. Salah satu teman saya pernah bilang, sesungguhnya pekerjaan rumah tangga adalah kewajiban suami. Namun istri dapat membantu. Itulah ladang amal seorang istri. Bagaimana tanggapan Kelompok 2 mengenai pendapat tersebut? Bagaimana sebetulnya karakteristik laki-laki maskulin dan perempuan feminin?
Jawab : Untuk pertanyaan ke-2 tentang pembagian tugas berkaitan dengan peran suami istri atau ayah bunda dalam keluarga seperti yang sudah kita bahas di slide.. Dan tentang dalil yang disebutkan memang seingat saya Islam tidak kaku menyikapi hal tersebut. Dalil itu merupakan kewajiban suami ditujukan agar suami mau terlibat dalam urusan rumah tangga. Dan tentu saja untuk menyeimbangkan, Islam juga menyediakan ladang amal bagi istri untuk menjalankan peran tersebut. Bantuan yang diberikan suami dalam pekerjaan rumah tangga merupakan bentuk perwujudan akhlak mulia dari peran kelaki-lakian yang bertujuan menjadikannya muttaqiina imaama demi meraih ridho Allah. Bantuan ini tentunya tanpa melupakan peran utama laki-laki sebagai Man of Vision and Mission.

Menilik peran wanita yang disebutkan oleh Ustadz Harry Santosa antara lain menjadi harmoni, bersinergi, supplier feminitas, dan berbasis pengorbanan, maka menjalankan peran kerumahtanggaan bagi wanita merupakan bagian peran yang perlu dijalankan.Karakteristik maskulin ideal ada pada diri Rasulullah SAW dan peran hidup menjadi "Rijaal" dengan tanggungjawabnya, sifat melindunginya, cara berbicara, berpakaian,  memberikan rasa aman serta menunjukkan sikap kepemimpinan.

Adapun karakteristik feminin ditunjukkan dengan karakter penyayang, keibuan, dan mampu menunjukkan empati disertai cara berbicara, bersikap, berpakaian sesuai tuntunan Islam.

3. Gimana sikap kita menghadapi ada seorang teman remaja yg usia sdh siap nikah namun blm mau utk menikah, lebih nyaman sendiri?
Jawab : Menyikapi teman yang belum juga mau menikah saat usia sudah matang dan siap, namun lebih memilih sendiri tentu menjadi sinyal bagi kita untuk menggali apakah terjadi penyimpangan fitrah seksualitas padanya atau bukan. Untuk itu, pertama-tama kita perlu clear and clarify pada teman kita. Ajak bicara dari hati ke hati untuk menemukan alasan di balik keengganannya menikah. Setelah menemukan peyebab utamanya, baru diberikan tindak lanjut yang tepat. Jika memang ada  kecerundungan penyimpangan segera tangani dan ajak bertemu ahli untuk diberikan terapi yang tepat. Merujuk kembali pada jawaban pertanyaan 1. ✅

#vhiroespoenyacerita
#harike-2
#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitas

Posting Komentar

0 Komentar