OCD : Ono Cemilan Dipangan


Setiap orang memiliki masalah masing-masing, Anak kecil mungkin masalahnya bagaimana dia bisa memiliki mainan seperti temannya. Masalah orang dewasa lebih kompleks lagi, mulai dari hutang, rumah tangga, sampai jomblo pun masalah bagi sebagian orang.

Apa yang menjadi masalah saya? Masalah terbesar saya saat ini adalah merubah pola makan dari yang "eating clean" (makan apa saja sampai habis) menjadi eating clean (makanan sehat). Sistem pencernaan yang terganggu hingga haid yang tidak teratur salah satu efek dari pola makan saya yang salah selama ini. Makan sehat seperti sayur dan buah secara teori harus dilakukan setiap waktu makan dan setiap hari, saya boro-boro bisa seperti itu. Sehari bertemu sayur saja sudah butuh effort yang sangat amat luar biasa. Mengapa demikian? Karena pola asuh dari orang tua terutama mama yang membiarkan saya memakan apa saja yang saya inginkan asal saya mau makan walaupun saya hanya makan telor ceplok atau ayam goreng saja tanpa sayur mayur. Ketika dewasa saya selalu menjadikan restoran fastfood sebagai tempat nongkrong, rapat komunitas, hingga menggerjakan tugas. Tinggal disebuah planet yang bernama Bekasi dengan segala macam keindahan kuliner cepat sajinya membuat saya merasa selalu punya tempat kongkow baru yang harus saya sambangi. Mau apa tinggal sebut, insyaAlloh semua ada di Bekasi. Sebagian teman saya bertanya-tanya bagaimana bisa ada orang yang tidak bisa makan sayur? Semua hal bisa terjadi di dunia ini, termasuk saya yang tidak doyan sayur, sebetulnya saya bisa makan sayur tapi lebih enakan burger daripada sayur hahahahaha Dan meenikah dengan orang yang suka makan bukan berarti masalah makan sayur saya terselesaikan, saya malah seperti memiliki soulmate untuk berburu kuliner-kuliner tersebut.

Jika ada yang bertanya apa pemicu saya sulit makan sayur, antara pola makan dari kecil yang salah dan lingkungan pergaulan yang lebih senang nongkrong di fastfood daripada di tukang gado-gado dengan alasan praktis, tempatnya nyaman dan enak adalah hal yang membuat saya terjebak dalam pola makan yang tidak tepat. Bukannya mau menyalahkan orang tua, namun mengubah hal yang sudah bertahun-tahun dilakukan bukanlah hal yang mudah semudah membalikkan telapak tangan.

Tetapi dengan semakin bertambahnya usia saya, membuat saya mulai sedikit demi sedikit mau membaca buku dan menonton video tentang makanan sehat. Namun, alasan saya berubah belum kuat karena lingkungan terdekat saya yaitu suami dan keluarga besar saya masih belum mendukung sepenuh hati perubahan yang ingin saya lakukan. Mereka masih berpikiran berat badan saya masih proporsional, belum ada keluhan sakit dan banyak alasan lain. Padahal saya ingin seperti guru bahasa arab saya yang memasuki usia 65 tahun masih bisa kemana-mana sendiri naik ojol, berenang bolak balik masih kuat dan masih bisa berbagi ilmu dengan sekitarnya. Hal ini membuat saya berpikir saya harus bergabung dengan komunitas yang bisa membantu saya keluar dari masalah ini. Muslimah sehat menjadi pilihan saya, dimana sehat dimulai dari pola makan dan olahraga teratur bukan dengan obat-obatan yang entah apalah namanya yang katanya bisa untuk mencuci usus dan lain-lain. Saat ini saya sedang mengganti sarapan saya dengan yang lebih sehat seperti yang pernah saya share sebelumnya.

Mengganti pola makan bertahun-tahun seperti mengganti kepribadian, sehingga saya melakukannya dengan lambat dan mencari cara yang nyaman agar saya tidak mudah patah semangat. Karena menjalani proses itu lebih penting, tidak ada yang instant karena mie yang mengklaim mie instant saja masih perlu proses agar bisa kita nikmatin hehehehehe

Menetapkan target dengan jangka yang panjang, menikmati prosesnya dan bergaul dengan teman-teman yang dapat memotivasi kita untuk tetap hidup sehat merupakan goal saya tahun ini. Semoga Alloh memudahkan urusan saya dan kamu, kamu, iya kamu yang lagi baca tulisan ini 😀

#Task7GM #gemarimadya #angkatan1 #kelas1 #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #menatamasalah #berbenahalaindonesia #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu

Posting Komentar

0 Komentar