Topi kedua adalah topi putih, kami diminta menyajikan data dan fakta penjualan menurun. Batch 1 kami menjual total 52 buku, sedangkan batch ke2 ini baru 2 buku padahal goal kami bisa terjual 150 eksemplar buku.
Topi hijau membahas tentang solusi, tantangan tanpa solusi hanyalah nothing. Solusi pun bergulir, mulai dari sabar dan terus berkoordinasi, promo min 1x sehari sampai membuat konten-konten kreatif agar calon customer tidak bosan.
Topi kuning membahasa tentang kelebihan dari ide kita. Salah satunya adalah kita saling suport dan berlari bersama bukan sikut-sikutan. Masing2 warga membangun personal branding di circle mereka serta aktif menyebarkan informasi produk.
Ide tidak ada yang tanpa resiko, itu yang membuat kami menyematkan topi hitam dalam meramu ide-ide yang ada. Salah satu resiko project melibatkan emak-emak adalah bersaing dengan tugas domestik masing-masing sehingga tidak jarang kami lupa untuk membuat iklan. Kalaupun ingat bersaingjuga dengan olshop sendiri. Hmmm dilema.
Topi merah menjadi topi terakhir yang dibahas. Bagaimana hasilnya? Kami semua mengakui kekurangan kami dan menerima ide tersebut dengan senang hati. Tidak ada yang merasa lebih unggul tidak ada yang merasa ditinggalkan.
Karena ide yang diberikan hanya 3, action item kami adalah menjalankan semua ide tersebut dan saling berkoordinasi dan memperjelas jobdesk kami.
Action pertama adalah membuat konten, hal ini kami serahkan kepada tim IT ch4 sedangkan action kedua asalah promosi dilaksanakan oleh seluruh warga ch4 karena ini project kita bersama.
0 Komentar