Menggali Potensi Diri

Memasuki materi ke 3, Gemar Rapi membahas tentang potensi dalam diri dengan tujuan kami sebagai pembelajar memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam hidup. Tidak salah jalan dan tidak menyasari kalau kita salah. jalan.

 Banyak cara mengetahui potensi dalam diri, salah satunya dengan mengikuti test-test berbayar dengan psikolog atau test tallent mapping atau juga test gratisan yang banyak bertebaran di internet baik dalam versi bahasa indonesia maupun bahasa inggris.

Beberapa waktu lalu saya mencoba mengikuti test di https://temabakat.com/id/ dan langsung keluar hasilnya dalam bentuk pdf sebanyak 13 hal yang berisi 1 hal hasil kita dan 12 halaman penjelas.

Dari hasil test saya memiliki 7 kekuatan yang dapat saya kembangkan secara optimal. Kekuatan saya meliputi, Administrator, Caretaker, Communicator, Educator, Motivator, Strategist dan Treasury.

 Jika dijabarkan kekuatan tersebut membuat saya merasa 4E (Enjoy, Easy, Excellent dan Earn) dalam menjalani profesi bendahara rumbel, bagian keuangan di tempat saya mengajar dan menjadi guru privat matematika. Karena semua itu bermuara pada 1 hal yaitu bermain-main dengan angka dan berpikir runtut.

Dalam menjalani profesi pembayaran siswa dan guru privat saya tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan saja namun menjadi sesi curhat, menjelaskan banyak hal yang kadang diluar jobdesk saya hingga ajang konsultasi tentang anak yang mulai menurun minat belajarnya, hal itu yang membuat saya overtime dalam bekerja, emak-emak curhat susah diputus soalnya hehehehe tetapi saya menikmati hal tersebut.

Dikarenakan bimbel tempat mengajar saya tutup karena kekurangan pengajar, hal yang menjadi fokus saya sekarang ada mengembangkan kegiatan saya sebagai guru privat matematika. Saya tidak pernah bilang menjadi guru privat itu profesi (kecuali keorang tua biar tidak panjang urusannya hehehehe) tapi kegiatan mengisi waktu luang atau hobi yang bisa dibilang jam mengajar saya sehari bisa mencapai 2-5 sesi setiap harinya dengan total 18 sesi selama seminggu dikali 1,5 jam setiap sesinya. Saya mengajar siswa dengan rentang kelas 2 SD hingga kelas 9 SMP.

Jika rasa jenuh melanda dikarenakan aktivitas mengajar dan membuat soal, saya cukup break 1-2 sesi dalam sehari dan masalah pun selesai.

Menghadapi beragam usia dan lingkungan sekolah yang berbeda membuat saya banyak belajar bagaimana cara menghadapi mereka, menghadapi anak kecil dengan remaja jauh sekali bedanya. Termasuk menghadapi kenyataan kemampuan anak yang berbeda-beda dengan 1 masalah yang sama yaitu "Matematika mah pelajaran susah". Membuat anak menyadari matematika tidak membuat anak matimatian dalam belajar butuh usaha lebih. Hal ini yang menyebabkan saya suka membaca buku, menonton youtube hingga browsing mencari trik dan tips agar anak cepat menangkap pelajaran. Dalam mempelajari materi yang sama setiap anak bisa beda cara menangkapnya, sehingga saya pun dituntut untuk banyak mengetahui cara-cara penyampaian materi agar tepat sasaran..

Langkah-langkah yang saya kerjakan dalam menunjang hobi saya dalam mengajar matematika tidak banyak, tapi termasuk sering saya lakukan hampir setiap hari dan sampai saat ini masih saya lakukan, yaitu :
  1. Berlatih mengerjakan soal matematika minimal 5 soal.
  2. Mengerjakan soal-soal dari buku yang merupakan metode lain dalam matematika, seperti Matematika Nalaria Realistik dan My Fun Math.
  3. Mengikuti workshop matematika jika ada.
 Jika saya menemukan soal-soal sulit biasanya saya bertanya kepada teman saya yang lebih senior atau diskusi dengan murid-murid saya, karena terkadang murid pun memiliki cara yang tidak saya duga.

Banyak orang mengira saya suka matematika dari kecil dan kuliah di jurusan matematika. Ketika saya bilang matematika saya selalu merah diraport dan saya kuliah jurusan PAUD orang-orang biasanya kaget karena tidak nyambung. Saya kuliah di PAUD karena saya suka psikologi dan masuk Psikologi UI saya kuatir tidak lulus (mencoba realistis hehehe) dan matematika saya merah karena saya tidak mendapatkan guru yang pas dengan gaya belajar saya sehingga apa yang beliau sampaikan mental semua sampai akhirnya saya bertemu dengan senior saya di bimbel yang sabar dalam mengajarkan matematika ke saya. Selama 1 tahun saya rutin belajar setiap 2 minggu sekali, belajar materi SD hingga SMP dengan berbagai macam model soal. Hal ini yang menyadarkan saya kenapa nilai anak murid saya rendah, mulai dari gurunya tidak pandai dalam menyampaikan materi (terbukti dengan guru diganti dan diberi latihan soal nilainya meningkat), anak belum hapal perkalian padahal sudah kelas 6 dan mau UN hingga anak tidak paham soal cerita. Dengan memahami permasalahan anak membuat saya lebih mudah menyusun strategi apa yang harus saya lakukan kepada setiap anak.

Jika masih ada yang bilang matematika itu susah, yuks kita belajar dimana susahnya 😉

#Task3GM #gemarimadya #angkatan1 #kelas1 #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #menatajiwa #berbenahalaindonesia #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu

Posting Komentar

0 Komentar