dalam mengalirkan rasa dan mempersiapkan bekal selama menjadi kepompong yang disebut sebagai My Buddy. Ketika mendengar hal tersebut saya langsung melamar Ajumma Shepty untuk menjadi buddy saya. Melamar ajumma bukan tanpa alasaa. Alasan pertama adalah saya butuh buddy yang sedikit banyak saya mengenalnya. Karena untuk membantu menyiapkan bekal selama 30 hari bisa dibilang gampang-gampang susah. Alasan ke 2, Zia pekan ini sedang posesif dan lekat dengan saya sehingga tidak memungkinkan saya untuk intens memegang gawai. Posisi rumah yang berdekatan membuat kami bisa berdiskusi di rumah dengan membawa Zia.
Ajumma mengikuti keluarga financial dan keluarga bisnis. Selama ajumma belajar di keluarga finansial ajumma mengetahui beda antara investasi dengan proteksi sehingga ajumma menyadari kenapa ketika ajumma menutup asuransi banyak mengalami kerugian. Ajumma juga belajar tentang cara menghindari bocor halus dalam keuangan seperti sering jajan. Saat ini ajumma sedang menerapkan kebiasaan untuk mencatat keuangan harian sehingga ajumma dapat mengetahui cost yang sering bocor halus dimana, pengeluaran apa yang membengkak dan lain-lain.
Sedangkan di keluarga bisnis, ajumma sedang dalam tahap mengunyah dan mencerna belum menelan sehingga tidak banyak yang bisa ajumma bagikan dengan saya. Namun, satu hal yang ajumma merasa berkesan dari keluarga bisnis adalah dalam berbisnis diperlukan gimmick dalam marketing. Gimmick yang dimaksud adalah sesekali membahas diluar bisnis kita sehingga orang tidak jenuh.
Ajumma juga mendapat beberapa hadiah pada pekan sebelumnya, yaitu dari keluarga manajemen waktu dan keluarga manajemen ruhiyah. Dari keluarga manajemen waktu, ajumma belajar tentang pomodoro yaitu beraktivitas dengan jeda setiap beberapa puluh menit dan ajumma juga belajar tentang bagaimana membuat waktu menjadi bermanfaat bukan membantai semua pekerjaan dalam 1 waktu. Di keluarga manajemen ruhiyah ajumma belajar bahwa inti dari semua manajemen seperti manajemen waktu, manajemen emosi dan manajemen uang adalah bisa mengatur ruhiyah kita sendiri.
Ajumma memiliki "Big Dream" yaitu membangun bisnis di bidang frozen food untuk investasi di hari tua. Frozen food yang ingin di jual bukan hasil pabrikan namun handmade dari ajumma sendiri, seperti dimsum, nugget dan aneka keripik yang saat ini sudah mulai dirintis dengan menerima pesanan atau mengikuti bazaar agar orang mengenal produk ajumma.
Untuk itu saya ingin mencoba membantu membuatkan bekal dalam menghadapi masa kelas kepompong selama 30 hari. Karena kami sama-sama suka membaca maka saya ingin meminjamkan beberapa buku tentang bisnis milik suami kepada ajumma. Buku tersebut adalah :
- "Dari Bangsawan (Bangsa Karyawan) Menjadi Jutawan" karya Dr. M. Arifin Baderi, MA. Buku ini sedikit banyak membahas bagaimana cara memulai bisnis yang berkah dan halal sehingga ajumma membangun bisnis dengan penuh keberkahan.
- "Who Moved My Cheese?" karya Spencer Johnson, MD. Buku ini merupakan buku bestseller dan buku motivator agar dalam melangkah dalam hal ini berbisnis ajumma berani mencoba hal-hal baru diluar kebiasaan sehingga ajumma tidak hanya berkutat pada zona nyamannya saja.
- "Self Driving" karya Rhenaldy Kasali. Buku ini membahas tentang pentingnya kita dalam berbisnis untuk menjadi driver (pembuat gebrakan/inovasi) bukan passenger yang hanya mengikuti jualan yang tren saat itu saja namun masanya hanya sebentar lalu redup kembali.
- "The Book of Ikigai" karya Ken Mogi Ph. D. Buku ini membahas apa alasan kita untuk hidup. Dengan saya meminjamkan buku ini saya berharap bisnis yang sedang ajumma kembangkan membuat ajumma memiliki semangat untuk membangun dan membesarkan bisnisnya. Bukan hanya berbisnis untuk sekedar mengisi waktu luang tapi ajumma mencurahkan seluruh waktunya untuk bisnis ini.
- "Keluarga Muslim Cerdas Finansial" karya Yuria Pratiwi Cleoparta, S.T, M. Si. Buku ini membahas tentang finansial dalam keluarga muslim sehingga ajumma dapat mengatur keuangan sehingga tidak ada istilah gali lobang tutup lombang dalam berbisnis dikarenakan modal dimakan sendiri atau adanya hutang dalam mencari modal.
- "Let's Have Fun with Pocket Camera and Camera Phone for Food Photography" karya Empat Rana. Dalam berbisnis terutama marketing dilakukan via media sosial, foto atau gambar yang menggugah selera pembeli amat sangat penting. Karena makanan awalnya datang dari mata baru turun ke perut. Hal ini membuat saya ingin menghadiahkan buku ini ke ajumma agar ajumma dapat memaksimalkan fungsi gawainya karena jasa food photography itu tidak lah murah.
Anda kepo dengan produk-produk ajumma Shepty yang merangkap PJ Rumbel Bahasa, save ya nomor gawainya di 0899-7734-485 agar produk ajumma lalu lalang di status wa anda.
#vhiroespoenyacerita
#janganlupabahagia
#jurnakminggu8
#materi8
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
#vhiroespoenyacerita
#janganlupabahagia
#jurnakminggu8
#materi8
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
0 Komentar