Review Buku Tuntas Motorik

Photo by Utami Sadikin
Photo by Utami Sadikin

 Saat Garatif (projek keluarga dari teman dekat saya mba Utami Sadikin) mengadakan seminar tentang tuntas motorik dengan narasumber Bu Ani Ch selaku konselor di sebuah biro psikologi anak di Surabaya, saya tertarik ikut hanya karena saya ingin mengetahui apakah ada hubungan antara sifat saya yang rusuh dengan perkembangan motorik yang tidak tuntas. Ternyata acara tersebut berbarengan dengan launching buku Tuntas Motorik Investasi Sepanjang Hayat. Semakin penasaran saya seperti apa bukunya.

Pas acara saya melihat bukunya kok kecil ya, pantesan harganya tidak begitu mahal. Ternyata walaupun kecil buku ini isinya daging semua, padat dan jelas serta tidak bertela-tele. Buku yang hanya lebih besar sedikit dari smartphone malah lebih kecil dari tablet ini membuat saya berdecak kagum, masyaAlloh walaupun kecil namun materinya sungguh tidak bisa dianggap remeh.

Saya selama ini berpikir indera kita hanya ada 5 sehingga dinamakan panca indera, di buku ini dijelaskan indera memiliki 7 indera. Selain yang 5 tersebut kita memiliki indera propioseption (kekuatan otot) dan vestibular (keseimbangan). Ternyata 2 indera ini juga mendukung manusia dalam berinteraksi.

Bu Ani juga memberikan contoh kasus ketidak tuntasan motorik. Seperti kurangnya konsentrasi, tulisan tangan yang buruk hingga mudah mabuk ketika berkendaraan. Setiap kasus bu Ani memberikan penjelasan dan solusi apa yang bisa kita lakukan jika memiliki putra/i yang mengalami kasus seperti pada contoh.

Bu Ani juga memberikan tahapan perkembangan anak normal sesuai tahapan usianya sehingga orangtua dapat memantau sudah sesuaikah perkembangan motorik anaknya. Buku ini juga memberikan stimulasi apa saja yang bisa dilakukan orangtua dalam mengoptimalkan perkembangan motorik anak.

Membaca buku tuntas motorik tidak memakan waktu lama. Bahasanya yang ringan, bukunya yang tipis hanya 87 halaman, ukurannya yang kecil membuat saya mampu menuntaskan dalam waktu 1 hari. Namun untuk mencapai pemahaman tidak cukup hanya membaca 1-2 kali saja, saya memerlukan lebih dari ini karena untuk menganalisis masalah apa yang dihadapi anak kita tidak cukup hanya dengan sekali lihat. Anak susah konsentrasi bisa saja disebebkan anak yang memiliki energi berlebih atau anak ternyata tidak tuntas dalam fase merangkak. Karena tipisnya buku ini membuat buku ini tidak bisa berdiri sendiri. Untuk itu bu Ani menerbitkan buku Tuntas Kemandirian yang masih saling berkaitan dengan buku Tuntas Motorik.

Buku ini bisa saya sebut Must Have Book of The Year. Saya banyak terbantu dalam mengoptimalkan perkembangan motortik Zia. Disaat anak2 lain di usia kurang dari 1 tahun sudah mulai rembetan dan Zia masih asik merangkak saya tidak kuatir karena bu Ani mengatakan ada batas toleransi selama 6 bulan baru kita harus waspada. Ketika Zia puas merangkak fase berdiri Zia pun terhitung cepat dan Zia tidak mudah limbung ketika belajar melangkah. Saya pun dapat mengecek tahapan pekembangan yang harus dilalui Zia agar berkembang optimal. Karena tuntas motorik merupakan investasi sepanjang hayat.

Posting Komentar

0 Komentar