Kepriwek Kabare Mba?

Saya selalu takjub dengan teman-teman yang menjadikan keluarga sebagai tim. Saya melihat mereka memiliki support system yang masyaAlloh. Karena sejauh apapun kita bermanfaat bagi orang lain apalah artinya jika membuat kita jaub dari keluarga.

Hal itu saya dapatkan dari mba Eni yang berasal dari regional Banyumas Raya. Saya merasakan kekompakan antara mba Eni dan suami. Walaupun pada awalnya suami mba Eni membantu karena terpaksa, mba Eni tidak mendapatkan teman yang memiliki kegalauan yang sama. Namun selalu ada yang pertama dalam hidup, dan saya rasa ini ada kesempatan mba Eni dan suami untuk mendalami lg kekompakan kelurga. Ketika mba Eni cerita tidak mendapatkan teman, saya langsung berpikir masalah yang mba Eni hadapi terlalu receh atau malah terlalu unik sehingga tidak ada yang menghadapi masalah yang serupa. 

Ternyata setelah membaca jurnal ke empat mba Eni saya merasa kurang jelas sehingga saya meminta jurnal ketiga mba Eni. Setelah membaca jurnal ke tiga dan ke empat saya baru mendapatkan poin kenapa mba Eni tidak mendapatkan tim. Karena selama hidup saya, saya belum pernah berjumpa dengan keluarga nomaden. Otak saya langsung travelling kemana-mana 🤭 Saya langsung membayangkan mba Eni hidup di van dan berpindah-pindah sesuka hati seperti gambaran yang saya dapat dari film yang pernah saya tonton. Ternyata mba Eni hidup nomaden karena pekerjaan suami yang mengharuskan mba Eni berpindah-pindah tempat. Di jurnal pun mba Eni bercerita bahwa ada kalanya mba Eni kesulitan beradaptasi, sedangkan anak-anak lebih mudah. 

Membaca jurnal ke empat mba Eni saya masih meraba-raba problem stattement karena minimnya informasi. Ada baiknya mba Eni memberikan prolog agar yang membaca jurnal mba Eni mendapatkan sedikit gambaran tentang permasalahan mba Eni. Prolog bisa berupa kolase foto dengan narasi atau berbentuk seperti infografis.

Selaim itu saya sedikit rancu, karena saya melihat sedikitnya ada 3 permasalahan, yaitu komunikasi produktif, manajemen diri yang tergambar dari mba Eni yang terkadang suka nesu-nesuan serta cara beradaptasi dilingkungan yang baru. Terlepas dari itu saya ucapkan barokallohu fiik untuk keberanian mba Eni tinggal di tempat baru karena tidak ada yang bilang mudah ketika kita memasuki lingkungan baru, bertemu dengan orang baru serta rutinitas baru. Semoga Alloh memudahkan langkah mba Eni.

Oya saya jadi kepikiran, sepertinya seru jika perjalanan mba Eni sebagai keluarga nomaden jika dibuat film dokumenter atau buku karena saya belum pernah melihat buku tentang keluarga nomaden selama saya berkunjung ke toko buku. Atau buku tentang tips-tips beradaptasi selama mba Eni berpindah-pindah tempat. Saya akan menjadi orang pertama yang membeli buku serta mengantri tanda tangan duo I 🤭😘

Sukses selalu ya mba Eni, jangan lupa berkabar jika bukunya sudah launching 😍

(Template menyusul setelah laptop bisa diperbaiki)

#vhiroespoenyacerita
#umpanbalik4
#MetodeSMARTdanSumberDaya
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia
#ibuprofesionaluntukindonesia


Posting Komentar

0 Komentar